Posted by: 9o99y | October 11, 2008

Ayah, Kau Sungguh Ajaib!

Aku seorang ibu. Profesi yang menuntut untuk terus belajar tentang dunia anak. Nggak perlu ilmu tinggi untuk tau bahwa dibalik seorang manusia hebat ada kecerdasan seorang ibu. Tapi ternyata, untuk menjadi seorang manusia tangguh, anak – anak kita lebih membutuhkan keajaiban ayah mereka!

 

Islam sejak awal telah memberi isyarat tentang pentingnya ayah dalam proses pembelajaran anak melalui sistem patriarchy (garis keturunan pria) yang dianut, dimana seluruh manusia membawa nama ayah mereka dibelakang namanya (contohnya Fulan bin Fulan dan Fulanah bin Fulan). Secara tidak langsung, Islam menitikberatkan tanggung jawab atas pendidikan anak dipundak para ayah. Sang ayah akan dengan sendirinya merasa bertanggung jawab atas pendidikan dan perilaku keturunannya karena mereka membawa namanya kemana-mana, bahkan sampai mati. Jika kelakuan anaknya buruk, bukankah namanya juga yang akan dicap buruk? Nah, pikirin deh.

 

Kenapa musti dipundak ayah? Beberapa kali aku sempet baca artikel yang membahas kenapa dunia anak sangat butuh manusia bernama AYAH. Para ahli tampaknya sudah menemukan alasannya. There’s more to Dads than you knew…

 

DADs, the hard ware

 

Para ahli menemukan bahwa secara fisik para ayah tidak kalah cangihnya dengan para ibu jika menyangkut hal – hal mengurus anak. Prof. Katherine W. Edwards (Biolog di Queen’s Univ., Kanada) mengemukakan bahwa pada minggu – minggu awal kelahiran seorang bayi, tampak adanya perubahan hormonal dalam diri ayah. Hormon testosterone (male hormone) nya akan menurun, sementara hormon oestrogen dan prolactin (female hormone) nya akan meningkat.

 

Dr. james Swain (Assisten professor di Yale Child Study Center, Kanada) menemukan bahwa aktivitas otak ayah tidak kalah dengan ibu dalam bereaksi terhadap tangisan bayi mereka. Bahkan pada saat penelitian 80 % responden ayah berhasil dengan baik membedakan tangisan bayinya dari tangisan bayi lain..

 

Prof. Ross Parke (Psikolog di Univ. of California, Riverside) menyatakan bahwa semula kita mengira hanya para ibu yang secara hormonal siap menjadi orang tua dan para ayah akan secara kultural belajar mengikuti, ternyata sejak awal para ayah juga telah memiliki bekal biologis yang terbaik untuk menjadi orang tua.

 

Nah, dari beberapa pendapat para pakar diatas bisa disimpulkan bahwa para ayah pun punya modal dasar good parenting. Saat seorang lelaki menjadi ayah, sebetulnya mereka telah dibekali hard ware yang cukup untuk siap ngemong anaknya. Mereka pun punya ’equipment’ terbaik untuk bisa menyelami dan mengenal pribadi anak-anaknya. Berarti anggapan ‘gue laki-laki, udah dari sononya ga bisa ngurus anak’ adalah basi banget, so out of date! Masalahnya sekarang, akankah potensi positif hard ware ini digunakan?

 

DADs Style, DADs way..

 

Umumnya para ibu ngeri untuk meninggalkan balita dirumah dengan hanya diawasi ayahnya. Biasanya karena para ibu kurang percaya dengan kemampuan dan cara ayah dalam mengawasi dan mendidik anak. Padahal, ada manfaat rahasia dibalik cara – cara unik mereka dalam mendidik buah hati kita.

 

Fakta menunjukkan bahwa Dads have a different parenting style from Mums. Dimana para ibu cenderung membuat anaknya teratur, manis dan tenang, sebaliknya para ayah lebih suka membangkitkan semangat, menantang nyali dan menstimulasi aktivitas (motorik kasar dan motorik halus) mereka. Dengan insting lelakinya para ayah akan mendorong anak – anak untuk lebih berani mengambil resiko, hal yang jarang sekali dilakukan para ibu. ‘Mothers tend to think of nurturing as protecting and holding on to the child. What fathers do particularly well is promote children’s independence and let go in a loving way’ (Prof. Andrea Doucet, Sosiolog di Carleton Univ.- Kanada, penulis buku Do Men Mother?).

 

Hasil studi menunjukkan bahwa balita yang sering ngobrol dengan ayah yang menggunakan beragam kosa kata mengalami stimulasi positif terhadap perkembangan lingualnya, mereka memiliki perkembangan lingual yang jauh lebih baik. Studi ini juga menemukan bahwa keragaman kosa kata ibu tidak menunjukkan efek yang signifikan terhadap kemampuan lingual anak tadi. Diduga hal ini ada hubungannya dengan kegemaran para ayah melucu dalam menyampaikan sesuatu (Nadya Pancsofar – Research assistant, Frank Porter Graham Child Development institute, Univ. of North Carolina (UNC) dan Prof. Lynne Vernon Feagans, UNC).

 

Sebuah penelitian yang saya baca menyebutkan bahwa pada umumnya para ibu menggendong anak – anak mereka dengan posisi menghadap kedalam dan lebih melindungi sang anak, sementara para ayah lebih cenderung menggendong dengan posisi anak menghadap keluar, mempersiapkan mereka untuk lebih berani menatap hidup tulis Jim Plouffe yang merupakan Editor-in-chief majalah Reader digest asia pada kolom letter from the editor majalah Reader digest asia bulan Juli 2008.

 

Dengan keajaiban rasa cinta seorang ayah, mereka akan membentuk anak – anak yang lebih berani dan mandiri.

 

When DAD get involves

 

Berdasarkan pengalaman 18 tahun mengamati anak dan akademisnya, Marie–France Leclerc seorang guru di French-Immersion primary school (sebuah sekolah dasar) menyatakan bahwa anak-anak dengan ayah yang  peduli dan berpartisipasi dalam kegiatan akademis anak tampak memiliki lebih banyak nilai A, mereka juga lebih bisa menikmati pergaulan disekolah dan lebih aktif dalam kegiatan ekstrakulikuler sekolah.

 

Sebuah ringkasan hasil penelitian (research summary) dari University of Guelph yang dipublikasi pada tahun 2002 menyatakan bahwa anak – anak yang aktif distimulasi oleh ayahnya sebelum usia tujuh tahun tampak lebih popular disekolah, lebih bisa bergaul dengan teman dan lebih bisa menyalurkan empatinya.

 

Penelitian tersebut juga melaporkan bahwa remaja yang memiliki ayah yang peduli, 80% lebih sedikit kemungkinan masuk penjara dan 75% lebih sedikit kemungkinan untuk hamil diluar nikah.

 

Dengan kata lain, partisipasi aktif para ayah menggali dan meningkatkan potensi positif yang terpendam pada anak, para ayah cenderung membiarkan anak belajar dari pengalaman yang ada, bahkan kadang kala membiarkan mereka berbuat kesalahan agar bisa memetik hikmahnya.

 

Dari bahasan diatas tampak para ahli mengakui bahwa kuatnya pengaruh keajaiban para ayah atas keberhasilan anak telah memaksa pembaharuan konsep parenting yang selama ini dianut. Sekarang lebih disadari bahwa ayah memiliki peran khusus yang penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak, yang sangat berbeda dengan peran ibu. Para ayah hadir untuk menantang potensi positif anak – anak, menunjukkan pada mereka berbagai cara alternatif untuk mengatasi masalah dan mengajarkan cara pandang yang berbeda terhadap kehidupan.

 

Menjadi orang tua adalah membentuk sebuah tim solid, dimana para ibu mewariskan budaya untuk mengisi  hidup dengan hal yang baik dan para ayah akan mengajarkan tata cara untuk bertahan hidup.

 

To all of you – fathers – out there, you are NOT part time mothers, you are full-time fathers, and our kids need both. Way to go Dads!

 

August 17, 2008 – 02:14 am

 

 

With many thanx to :

Claudia Cornwall for the inspiring article “The Dad Effect”.

Jim Plouffe and the Reader Digest Mags super team.

Mohammad Fauzil Adhim for the beloved book “Positive Parenting”

Teddy Herawan for the magazine loan.

Said, Rayya, Fauzan, Shakyra, Agung, Nada, Wage, Syamil, Pak Koko & baby untuk fotonya

 

 

 

 

 

Posted by: 9o99y | July 25, 2008

Yes, they (still) are!

On 23rd of july, Indonesian government declare our national children’s day..
Suddenly, on that day, the attention burst on Indonesian children..
the true face of our children wellfare on the news flash light, everywhere..

Are there (still) any Indonesian children who doesn’t have decent meals and clothings?
Yes, there are.

Are there (still) any Indonesian children who doesn’t have any suficient shelter to live in?
Yes, there are.

Are there (still) any Indonesian children who doesn’t experience formal education?
Yes, there are.

Are there (still) any Indonesian children had to suffer from children labor, work over time with lousy payment?
Yes, there are.

Are there (still) any Indonesian children being domestically or sexually abused, even by their own family?
Yes, there are.

Are there (still) any Indonesian children who is medically insufficient?
Unfortunately, Yes. There are.

Are there (still) any Indonesian children victimised by drug addiction?
Yes, there are.

So, what are we celebrating for?
That some of them..
doesn’t have adequate space, meals, medication and clothing to live properly..
doesn’t have self esteem caused by domestic and even sexual abuse..
is a victim of drug addiction..
doesn’t even have formal education which leads them to children labor..
even become a tragic victim on international organ market!

I say.. Everyday is childrens day!
Everyday should be filled by attempts to save their existance!
BECAUSE, YES, THEY ARE OUR FUTURE!!!

9o99y
Pasteur 25 July 08

Posted by: 9o99y | May 26, 2008

If God Offer Me Two Choices..

Dearest Son,

If God offer me two choices,
..to have a great supermodel figures,
..or..
..to be fat because of pregnant with you,
..I’d feel very lucky to be pregnant with you..

If God offer me two choices,
..to spent a splendid time in the most luxurious Spa in the world,
..or..
..to be in great pain of giving birth to you,
..I’d be eager to give birth to you..

If God offer me two choices,
..to have an ultimate vacation for a life time in the Bahamas,
..or..
..to raise you, feed you, bathe you, teach you, be your shoulder to cry, and so on..
..I’d choose to go all the way with you..

If God offer me two choices,
..to be a well known writer-world class photographer which travels around the world whom I’ve always wanted to be..
..or..
..to be your mother and stay by your side for a life time
..I’d be very happy to have you as my son!

Because of all the great things in the world, to me you are simply the best of the rest!

Happy 2nd birthday ‘Son!

May 25, 2008 – 02:33 am.

Posted by: 9o99y | May 22, 2008

Kacar vs cakar

Tadi pagi, diantara sibuknya upacara pergi kerja, manasin motor, make sepatu, jaket, helm- there was a unique conversations antara aku, abang, dan koko. Koko adalah anak kecil tetangga sebelah rumah, umur 4 taun, tinggi badan cuman sepinggangku.
Seperti biasa, pagi buta koko (namanya Lorenz, sesuai kebiasaan Chinese, doski milih dipanggil koko ajah) udah genjot sepeda mini (bangets!) nya hilir mudik didepan rumah, dan seperti biasanya juga, kalo liat kami keluar rumah dia akan berenti untuk ngobrol.
“Kucingnya udah gede ya Om” koko membuka obrolan, menunjuk cimot (kucing remaja yang kebetulan sering nginep dihalaman rumah).
“Iya, sekarang udah gendut ya” abang nimpalin. “Makan mlulu sih dia”.
“Galak lagi, aku aja pernah dikacar tuh sama dia” Koko mulai ngadu.
Aku dan abang liat – liatan. Mulei nih.. pikirku.
”Sakit gak?” tanyaku sambil jongkok supaya kami lebih sejajar ngobrolnya.
”Wuih! Sakeeeettt banget” katanya sambil mringis.
”Kalo dicakar pernah gak ko?” tanyaku lagi.
” Pernah juga, tapi sama si Gugi tuh” kali ini dia ngaduin kucingku yang satu lagi.
” Sakit mana, dikacar atau dicakar?” tanya aku dan abang ampir bersamaan.
”Ya sakitan dikacar dong! Gimana sih tante..” katanya sambil genjot sepeda mini (bangets!)nya meninggalkan kami yang bengong.
Aku dan abang liat – liatan sambil wondering apa memang “dikacar” itu ada artinya.
Well, sometimes kids can make you wonders what kind of fantastic world they had in mind..

Posted by: 9o99y | May 12, 2008

LI’L TEARS IN THE DARK

May 25, 2006. 3.23 am : Yippie! I gave birth to a li’l man!

At the first glance, he looked so tiny and reddish, covered with blood, yet he screamed soooo loud as if he really reaaally wanted everyone to know that he had arrived at this world. Amazing! My own baby boy, wow! It’s hard to describe how I felt. It’s kind of mixed emotions of happiness, relieved, tired, afraid.. (God knows what else!) Every agony and desperate feeling I was suffered for the last 3 (almost 4) hours suddenly disappeared! I told my self – this is magic! Allah works in a mysterious way, I and my hubby were very proud to be the witness that time. Subhanallah walhamdulillah wa Laa ilaaha ilallah hirabbil alamin, Allahu akbar!

May 28, 2006. 12.48 pm : The miracle came home.

After 4 days being “the princess” at the hospital, it’s time to get back to the real world! We were home. I was so happy and still afraid if I couldn’t take good care of him the way I should. Being mom at the first time was terrifying for me. Although I had bought lots of baby books and parenting mags and I know I spent most of my time reading about how to raise a baby, there was still big questions hanging.. Will I done it correctly? What if I he sick and I didn’t know? What if I end up being a lousy mom? What if I wasn’t good enough?  That was so stressful! I began to (or shall I say) hope to began to believe that maybe – practice made perfect!

June 2006. Lots of 24 hours after : The strugle.

I love the tiny angel with all my heart and soul! Nobody can question it. (Now mark my words) for them, I bet every mom in the world would go to hell and back!  And I believe they (or should I say) – we – did. My angel was so sweet and gentle, with his cute face, soft skin and curly little hair, not to forget his nice smell has made us inseparable! He (almost) always had his own special way on picking the right time for demanding things he needs. Many times he picked my dreaming hours. He screamed and shouted, shedding his li’l tears in the middle of the dark. Those experiences may put you to a tiring and stressful condition because you still have not recovered from your birth wound yet. As for me, I even had baby blues. All of a sudden I felt tired, hopeless, felt that I wasn’t good enough, depressed, and felt that everything was wrong. I even cried for no reason at all! Lucky I had most understanding man beside me. Time goes by, I got over it and this “I’m very proud to be a mom” job – goes on.

May 10, 2008. 10.28 pm : My confession

Tonight, almost two years later (my little miracle would be two years in a couple of days), Allah made me remember about those special moment. All those “li’l tears in the dark”. My baby blues nights. Those memory made me desperately need to whisper to my mom’s ears :

“Mom, long time a go when I was just a little miracle, I might have made you went to hell and back. I’m asking for your forgiveness for all those li’l tears in the dark, love you so much!”

 

9o99y, May 10, 2008.

P.S : Don’t get me wrong now. I’m not saying that having a baby feels like hell, all I’m saying is that it surely wasn’t an easy job. I jus’t feel need to be sarcastic a li’l bit.

To y’all moms out there, you guys R magnificent!

Posted by: 9o99y | April 16, 2008

Hello world!

I’m Poppy Patricia. An Indonesian currently live in West Java, Indonesia. I’m a mother of a son and I’m proud of it! I love to eat, enjoyed photography, listen to nice music and make new friends. I also love to read, almost about anything. I work as Quality Assurance staff of a Vaccine and Sera Producer in my country. My fave mags would be National Geographic, for it’s world class articles and superb photos! I appreciate good writings and I do salute diligent writers. One of my dream is to learn how to write, so now I learn by joining wordpress, let’s hope I can produce nice article.

I welcome you guys to stroll around this humble corner of mine. Please leave comments so I will know how far I have improve or fall in my writing, and surely hope we can become friends. Finally, I shout to you guys out there : Hello world! Let’s share!

Bandung, 160408

 

Categories